[Tulisan ini pertama kali dimuat di Harian Kompas pada tanggal 31 Agustus, 2013.]
Setiap orang yang pernah masuk pasar swalayan ataupun toko kecil di Indonesia dapat menarik kesimpulan bahwa susu bubuk merupakan bagian penting untuk setiap keluarga Indonesia yang salah satu anggotanya adalah anak kecil. Dalam iklan di media massa, susu bubuk ini digambarkan sebagai sumber kesehatan dan kepintaran dan kunci untuk segala kebaikan dan perkembangan. Tanpa susu yang benar yang diperkaya ini dan itu, anak Anda berisiko ketinggalan dari teman-teman dan nanti tidak siap menghadapi tantangan-tantangan lahir dan batin yang menunggunya di jalan kehidupan kelak. Toko-toko besar akan menyajikan puluhan meter di gang-gang sempitnya, yang hanya berisikan sejumlah produk susu. Saya tidak berani memikirkan jumlah uang yang diputar di dunia susu bubuk ini, dan saya juga tidak berani memikirkan peran dokter gigi dalam bisnis ini. Kan, susu yang hampir selalu manis ini juga memberi peluang (walau secara tidak langsung) kepada para dokter gigi. Sekarang saya di luar jalur kolom bahasa. Mari kembali kepada masalah kebahasaan.