Gapapa Klo Blom Tau

[Tulisan ini pertama kali dimuat di Harian Kompas pada tanggal 18 Juni 2005.]

BELUM lama ini saya sempat nongkrong di pelbagai forum Indonesia di jaringan elektronik sedunia, alias Internet. Di sana saya dikejutkan oleh bahasa yang dipakai karena sangat berbeda dengan bahasa Indonesia tertulis yang ditemukan dalam media lain. Kesan saya, bahasa Indonesia tertulis hampir selalu sangat resmi dan mendekati, atau setidaknya mencoba mendekati, bahasa Indonesia baku yang telah disepakati ahli-ahli bahasa. Namun, di forum-forum di Internet, kesan saya ini langsung runtuh karena di sana bentuk-bentuk bahasa yang dapat dianggap baku jarang sekali terlihat. Sebaliknya, di sana tertemukan bentuk bahasa yang, bagi saya setidaknya, kreatif dan baru. Di bawah ini akan saya uraikan beberapa ciri khasnya.

Ciri khas pertama ialah bahwa bentuk bahasa ini sangat mirip dengan bahasa lisan. Maka, tidak tahu menjadi gak tau sedangkan kalau tidak salah menjadi klo gak salah. Selain mirip bahasa lisan, bentuk bahasa ini juga merupakan penyederhanaan tulisan. Dengan kata lain, beberapa kata diperpendek supaya dapat ditulis dengan lebih cepat. Sebuah contoh bagus ialah kata gapapa yang merupakan penyederhanaan dari enggak apa-apa, dan kata lain yang sering dipakai termasuk cw (cewek), dah (sudah), dan mo (mau). Anehnya, terdapat pula beberapa kata yang malah ditambahi satu huruf, dan huruf tambahan ini juga tidak melisankan bentuk bahasa. Perhatikan misalnya kata sih yang dalam bahasa Internet ditulis sebagai sich dan deh yang menjadi dech. Huruf tambahan ini, c, tidak menyederhanakan tulisan dan juga tidak membantu melisankan bentuk bahasa. Dapat diperkirakan bahwa kehadirannya semata-mata disebabkan anggapan pemuda-pemudi bahwa dech kelihatan lebih keren dibandingkan dengan deh.

Selanjutnya, ciri khas kedua ialah bahwa pengaruh Jakarta amat kuat pada bentuk bahasa ini. Keadaan ini dapat disebabkan kenyataan bahwa kebanyakan pengguna forum-forum Internet ialah orang Jakarta, tapi berkemungkinan pula ada alasan lain. Misalnya, orang-orang di pedesaan pun dapat berpartisipasi dalam bentuk kemodernan Indonesia-yang tentunya dipimpin Jakarta-melalui bahasa yang dipengaruhi logat Jakarta ini meski mereka tidak memakainya sehari-hari. Kata yang paling sering mengisyaratkan pengaruh Jakarta ialah gw, yang artinya tidak lain selain gue. Maka, jangan heran jika ada susunan kata seperti ini: klo gw gak setuju atau gw rasa skrg. Kata terakhir ini ialah kependekan sekarang.

Ciri khas ketiga ialah pengaruh dari bahasa Inggris. Pengaruh Inggris ini memang bisa ditemukan di mana-mana di media Indonesia dan dengan demikian tidak bisa dikatakan dimonopoli forum-forum Internet. Walaupun begitu, beberapa contoh patut dikemukakan. Misalnya uda liat cover belakangnya blom? yang artinya ‘sudah lihat sampul belakangnya, belum?’, dan gw abstain aja dech yang artinya ‘saya memilih untuk tidak mengungkapkan pendapat saja deh’. Terdapat pula sejenis bentuk lisan Inggris dalam beberapa kata, misalkan kata coz yang merupakan kependekan dan penyederhanaan dari kata because, yakni sebab. Kalimat berikut pernah saya lihat di satu forum ponsel: gw seh nunggu banget [satu produk ponsel] coz gw hobi denger music. Berkaitan dengan ini, terpakai pula macam-macam singkatan Inggris atau internasional di Internet di Indonesia, misalnya LOL (laughing out loud ‘tertawa dengan terbahak-bahak’), IRL (in real life ‘dalam kehidupan nyata’), dan BTW (by the way ‘ngomong-ngomong’).

Terdapat pula beberapa ciri lain pada bentuk bahasa ini, misalnya bahwa huruf s terkadang diubah menjadi z (alasan menjadi alazen) dan bahwa huruf q dipakai sebagai ki (kita menjadi qta). Alasan utama sepertinya kekerenan berbahasa.

Dapat diperkirakan bahwa bentuk bahasa ini akan berkembang sangat pesat dan bahwa beberapa bentuk kata akan dibakukan secara informal di dunia gaul di Internet. Sekarang saja kata mo, gw, dan tau misalnya malah seperti sudah termasuk kosakata baku. Enaknya, bentuk bahasa ini cukup mudah ditebak artinya, jadi gapapa klo blom tau sebelumnya.

André Möller, Sedang Menyelesaikan Kamus Swedia-Indonesia Tinggal di Landskrona, Swedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *